MIMBARBERITA.ID – Demonstrasi Warga di Petak 67, Gunung Tumpangpitu, Banyuwangi Jawa Timur, tepatnya di Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran, yang menolak tambang emas akhirnya tuntas.
Pihak penambang yakni PT Bumi Sukses Indo (BSI) akhirnya hengkang dari lokasi tambang dengan menarik seluruh peralatan dan property mereka.
Secara Geografis, Gunung Tumpang Pitu berada di kawasan hutan lindung di ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut.
Dulu merupakan kawasan hutan lindung, statusnya kemudian diubah menjadi hutan produksi untuk dijadikan lokasi tambang emas.
Selain emas, kawasan ini juga diperkirakan memiliki kandungan uranium.
Keberadaan tambang Emas di Gunung Tumpang Pitu telah menimbulkan berbagai masalah, seperti kerusakan lingkungan, banjir lumpur dan sedimentasi serta konflik sosial antara warga yang mendukung dan menolak keberadaan tambang.
Supervisor Aset Protection PT BSI, Budiono, mengatakan pihaknya memilih menarik peralatan pertambangan dari lokasi serta juga Pekerjaan di lokasi dihentikan.
“Kami sudah menghentikan seluruhkegiatan penambangan, semua Tim akan kami tarik, kami mohon dari bapak-bapak untuk tidak mengganggu peralatan,” Demikian Budiono memintakan kepada para demostran Senin, 3 November 2025.
Selanjutnya, PT BSI melakukan negosiasi dengan para warga.
Apa yang disampaikan Budiono akhirnya diterima oleh warga yang tergabung dalam pertambangan rakyat di Petak 67 Gunung Tumpangpitu.
Sebagaimana diketahui Ratusan warga menggelar demo tuntutan dengan melakukan blokade terhadap karyawan PT BSI yang melakukan aktivitas pengeboran di area Petak 67 Gunung Tumpangpitu.
Warga yang menggelar unjukrasa meminta agar PT BSI segera menyelesaikan pekerjannya dan kemudian angkat kaki dari area tambang rakyat.
Jika pihak PT BSI tetap ngotot melakukan pengeboran di area tambang rakyat, lanjut Tri Tresno, maka jangan menyalahkan jika nanti masyarakat akan menggelar aksi yang lebih besar lagi.
“Ada lebih dari 500 orang yang menolak adanya aktivitas pengeboran yang dilakukan PT BSI di tambang rakyat,” ungkap Tri Tresno Sukowono (52), perwakilan warga. (mbid/adatah.com)















