MIMBARTERNATE – Ditengah Upaya Pemerintahan Presiden Prabowo membongkar mafia mafia dan koruptor di seluruh Institusi agar pengelolaan anggaran selalu terbuka dan transparan kepada publik, tapi sayangnya tidak demikian pada ASDP Cabang Ternate
PT Angkutan Sungai Dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Ternate justru tidak bersedia menjelaskan pendapatan angkutan Kapal Kapal mereka selama bertahun tahun lamanya mengangkut Penumpang dan Kendaraan.
Bukan hanya pendapatan hasil angkutan Penumpang dan Kendaraan, Perseroan BUMN ini juga mengelola Sewa Kios kios dan juga parkiran.
Ada 10 Kios yang dikelola dan disewakan serta juga parkiran.
Namun pendapatan dari dua usaha tersebut ditutupi pihak ASDP Cabang Ternate
Belum lagi pendapatan kapal kapal yang sudah bertahun tahun lamanya mengangkut Kendaraan dan penumpang dari dan ke Pelabuhan Ferry Bastiong Ternate
Saat ini ASDP Ternate mengoperasikan 13 Armada yang melayani rute Bastiong – Sofifi-Bastiong, Bastiong-Sidangoli- Bastiong, Bastiong-Rum-Bastiong, Bastiong-Labuha-Saketa-Labuha-Bastiong, Tobelo – Morotai- Tobelo-Subaim.
Sayangnya pendapatan dari kapal kapal dengan rute tersebut yang telah berjalan lebih dari satu dekade terkesan ditutupi.
Padahal Kebutuhan Dermaga untuk kapal kapal sandar sangat penting.
Sejumlah masyarakat pengguna transportasi penyeberangan itupun mengeluh dan mempertanyakan PT ASDP Ternate selama ini hanya punya 2 Dermaga sementara armadanya lebih dari 10 unit.
“Ini ASDP pendapatan mereka selama ini harusnya sudah bisa membangun tambahan Dermaga agar tidak terjadi antrian kapal dan merugikan waktu para penumpang, ” Ujar Abdullah Salah satu penumpang kapal dari Sofifi ke Bastiong.
Saat media ini menanyakan kepada Manager Usaha dari PT ASDP Cabang Ternate, Hery Kustiawan tentang pendapatan biaya Sewa Kios, pendapatan Olah Parkiran dan pendapatan angkutan Penumpang dan Kendaraan selama ini, dia mengatakan pihaknya tidak bisa menjelaskan kepada media. (mbid)
